cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Teknik Sipil
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Teknik Sipil" : 10 Documents clear
KOEFISIEN PENGALIRAN EMBUNG KECIL DI PULAU FLORES BAGIAN BARAT Krisnayanti, Denik S.; Karels, Dolly W.; Nursyam, Nurul A.
Jurnal Teknik Sipil Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.042 KB)

Abstract

Provinsi NTT memiliki empat pulau besar, salah satunya adalah Pulau Flores dengan luas wilayah ±14.000 km2 yang terbagi atas 8 kabupaten. Daerah tersebut termasuk dalam daerah dengan persebaran curah hujannya tidak merata dimana curah hujan rata-rata bulanan berkisar antara 16,669 ? 354,058 mm/bulan. Penelitian ini dilakukan pada 4 kabupaten yakni Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, dan Ngada. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan nilai koefisien pengaliran menggunakan cara analisis dan perhitungan grafik. Pada penelitian ini menggunakan data curah hujan, klimatologi dan teknis embung untuk perhitungan koefisien pengaliran dengan cara analisis dan perhitungan grafik. Cara analisis menggunakan perhitungan evapotranspirasi metode Penman modifikasi dan perhitungan debit metode F. J. Mock. Cara perhitungan grafik menggunakan data curah hujan dan data kemiringan lahan. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan cara analisis diperoleh nilai koefisien pengaliran berkisar 0,000 ? 0,355 di Manggarai Barat, 0,220 ? 0,823 di Manggarai, 0,006 ? 0,246 di Manggarai Timur, dan Ngada berkisar 0,162 ? 0,786.NTT Province has four large islands, which one is Flores Island with an area ±14,000 km2 devided into 8 districs. These area have uneven distribution of rainfall  where the average monthly rainfall ranges from 16.669 ? 354.058 mm/month. The research was conducted in 4 districts that West Manggarai, Manggarai, East Manggarai, and Ngada. The purpose of this research is to know the difference of runoff coefficient value by using the analysis method and calculation of the runoff coefficient graph. In this study using rainfall data, climatology data and technical data of retention basin for the calculation of runoff coefficient. The analysis method uses Penman modification for evanpotranspiraton and the F. J. Mock method for analysis of dependable flow. Based on the analysis results, the runoff coefficient value ranges from 0.000 - 0,355 in West Manggarai, 0,220 - 0,823 in Manggarai, 0,006 - 0,246 in East Manggarai and Ngada around 0,162 - 0,786.
KUAT TEKAN BETON DAN MORTAR MENGGUNAKAN PASIR KALI NOELEKE Lado, Yandrianus; Utomo, Sudiyo; Hunggurami, Elia
Jurnal Teknik Sipil Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.616 KB)

Abstract

Pasir adalah material penyusun beton dan mortar. Penggunaan pasir sebaiknya harus sesuai dengan spesifikasi yang ada agar tercapai mutu yang diinginkan. Kali Noeleke, Kecamatan Mollo Selatan adalah salah satu tempat yang menyediakan pasir untuk kegiatan pembangunan di Kota SoE dan sekitarnya. Pasir ini banyak digunakan karena jarak lebih dekat dan harga yang lebih murah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui nilai kuat tekan dari beton dan mortar yang menggunakan pasir Kali Noeleke sebagai agregat halus. Benda uji beton berbentuk silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Nilai kuat tekan yang direncanakan sebesar 15 MPa dan 25 MPa. Benda uji mortar berbentuk kubus berukuran 5 x 5 x 5 cm dengan komposisi campuran untuk mortar 1PCC : 4Psr, 1PCC : 6Psr dan 1PCC : 8Psr. Waktu perawatan benda uji beton dan mortar adalah 7 hari, 14 hari dan 28 hari. Kuat tekan beton yang menggunakan Pasir Kali Noeleke sebagai agregat halus lebih tinggi dari beton yang menggunakan Pasir Takari pada berbagai variasi campuran dan umur perawatan, demikian juga pada benda uji mortar, untuk semua variasi komposisi campuran dan umur perawatan rata-rata nilai kuat tekan mortar yang menggunakan Pasir Kali Noeleke lebih besar dari pada Pasir Takari.Sand is significant concrete and mortar compiler. Advisable sand purpose shall correspond to that aught specification is attained quality which is wanted. Noeleke River, South Mollo District is one of place which provide sand for development activity at SoE Town and its vicinity. This sand a lot of is utilized since nearer distance and cheaper price. This study aims to know compressive strength of concrete and mortar that utilize Noeleke River Sand as aggregate of ground.  The diameter and high of cylindrical concrete is 15 cm and 30 cm. Pressing strong point one is plotted as big as 15 MPa and 25 MPa. The mortar cube has size 5x5x5cms with composition 1PC: 4Psr, 1PC: 6Psr and 1PC: 8Psr. Curing time for concrete and mortar be 7 days, 14 days and 28 days. compressive strength concrete that using Noeleke River Sand as aggregate of ground for each quality plan and curing time is larger than concrete using Takari sand., and so do on mortar, for each composition and curing time average mortar compressive strength which using Noeleke river Sand is larger than mortar using Takari sand.
ANALISIS PERUBAHAN FASE DARI 4 MENJADI 2 PADA SIMPANG 4 BERSINYAL POLDA Bolla, Margareth E.; Sir, Tri M. W.; Nitti, Grace D.
Jurnal Teknik Sipil Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.55 KB)

Abstract

Perkembangan Kota Kupang yang semakin pesat serta meningkatnya aktifitas masyarakat menyebabkan terjadinya kemacetan lalu litas pada jalan khususnya pada simpang 4 bersinyal Polda. Berdasarkan kaitannya dengan manajemen lalu lintas maka kinerja persimpangan menjadi kebutuhan yang mendesak. Kinerja simpang diketahui dengan cara melakukan evaluasi terhadap pengaturan fase pada simpang bersinyal Polda. Analisis tahap pertama dilakukan untuk mengetahui kinerja simpang Polda dengan pengaturan 4 fase dan tahap kedua dilakukan analisis untuk mengetahui kinerja simpang Polda jika dilakukan perubahan fase menjadi 2 fase. Adapun data yang didapatkan dari hasil survey dianalisis dengan menggunakan Pedoman kapasitas Jalan Indonesia 2014. Hasil analisis dengan sistem 4 fase menghasilkan derajat kejenuhan dan tundaan yang tinggi yaitu 1,01 untuk Jl. Jend Sudirman, 1,04 untuk Jl. Jend. Soeharto, 0,48 untuk Jl. Herewila dan 0,89 untuk Jl. Nisnoni serta tundaan rata-rata sebesar 120 det/smp. Analisis dengan sistem 2 fase menghasilkan derajat kejenuhan dan tundaan yang lebih rendah yaitu 0,48 untuk Jl. Jend. Sudirman, 0,55 Jl. Jend. Soeharto, 0,26 Jl. Herewila dan 0,52 Jl. Nisnoni serta tundaan rata-rata 17,16 det/smp. Dengan demikian untuk meningkatkan kapasitas simpang Polda perlu diberlakukan sistem 2 fase pengaturan larangan belok kanan pada simpang serta penggunaan fasilitas u-turn.The rapid development of traffic in Kupang City has caused  frequent traffic jams, especially at four-legged signalized intersection of Polda,therefore traffic management needs to be done to improve the performance of the intersection. The analysis was conducted in two stages and was based on the 2014 Indonesia Highway Capacity Manual. In the first stage, the performance of the current Polda intersection that has 4-phase signal setting, and the second stage, an intersection performance analysis is performed if the changes are made into 2-phase signal. The analysis showed that the application of 4-phase system resulted in a relatively high degree of saturation those are 1,01 for the Jend. Sudirman Street, 1,04 for Jend. Soeharto Street, 0,48 for Herewila Street and 0,89 for Nisnoni Street with an average delay of 120 sec/pcu. At the change into 2-phase signal the analysis result showed a lower degree of saturation those arefor Jend. Sudirman, Jend. Soeharto, Herewila and Nisnoni Street respectively of 0,48, 0,55, 0,26 and 0,52, with an average delay of 17,16 sec/pcu. Thus, a 2-phase signal system needs to be applied to improve performance at the Polda intersection. This system must be equipped with a right turn restriction arrangement, installation of u-turn facilities as well as required sign and mark.
PENGARUH VARIASI PERHITUNGAN TEGANGAN DAN REGANGAN KOLOM BETON BERTULANG TERHADAP DAKTILITAS PENAMPANG TAKTERKEKANG Simatupang, Partogi H.; Siallagan, Gisella D.; Pah, Jusuf J. S.
Jurnal Teknik Sipil Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.065 KB)

Abstract

Salah satu parameter penting dalam  perencanaan suatu kolom adalah daktilitas.  Nilai daktilitas suatu kolom dapat ditentukan dari kurva hubungan antara momen dan kurvatur. Nilai momen dan kurvatur didapat dari perhitungan tegangan dan regangan beton.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi tegangan dan regangan kolom beton bertulang terhadap daktilitas penampang tak terkekang. Dalam analisis ini hubungan tegangan dan regangan menggunakan 4 metode yaitu Kent and Park, Popovics, Thorenfeldt dan Hognestad yang kemudian dilakukan analisis momen dan kurvatur secara manual dari hubungan tegangan dan regangan. Selain menghitung secara manual juga digunakan program bantuResponse 2000. Output Response 2000 digunakan sebagai pembanding dengan cara perhitungan manual. Hasil analisis secara manual maupun menggunakan Response 2000 menunjukkan luas tulangan longitudinal dan mutu tulangan longitudinalyang meningkat dapat menurunkan nilai daktilitas kolom sedangkan mutu beton yang meningkat maka daktilitas juga meningkat. Selain itu, konfigurasi tulangan longitudinal juga dapat mempengaruhi nilai daktilitas suatu kolom dengan nilai daktilitas paling kecil terdapat pada sampel UC3-01.One of the important parameter in a column planning is ductility. Ductility of a column can determined from relation curve between moment and curvature.Moment and curvature value is obtained from the calculation of concrete stress and strain.This research aims is to know the effect of stress and strain variation of reinforced concrete column on unconfined section ductility.In this research, stress and strain relation use 4 methods such as Kent and Park, Popovics, Thorenfeldt and Hognestad and then moment-curvature analysis is done manually by Ms.Excel 2013 from stress-strain relation. Besides counting manually also used the Response 2000 program. Output of Response 2000 is used as a comparison by manual calculation. The results of manual analysis or using Response 2000 indicates that an increase in the area of longitudinal reinforcement and the steel yield strength can decreases the ductility while an increase in the concrete strength increases the ductility. In addition, the configuration of longitudinal reinforcement also affects the ductility of a column with the smallest ductility value in the UC3-01.
BAHAYA KEGEMPAAN DI WILAYAH PULAU ALOR Putra, Liberichie P.; Simatupang, Partogi H.; Sir, Tri M. W.
Jurnal Teknik Sipil Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.037 KB)

Abstract

Pulau Alor merupakan salah satu wilayah yang memiliki aktivitas seismisitas dan tektonik yang tinggi. Upaya mitigasi perlu dilakukan secara optimal guna meminimalisir dampak dari bencana tersebut. Analisis bahaya kegempaan dengan metode Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA) merupakan salah satu upaya mitigasi. PSHA bertujuan untuk mengetahui batasan intensitas gempa tertentu dengan berdasarkan pada nilai kemungkinan terlampui pada suatu periode tertentu. Tahapan penelitian meliputi kajian literatur, pengumpulan dan pengolahan data gempa, identifikasi sumber gempa, dan analisis menggunakan persamaan atenuasi. Data katalog gempa didapatkan dari United State Geological Survey (USGS). Persamaan atenuasi yang digunakan adalah Campbell & Bozorgnia (2008), Youngs et.al (1997), Boore & Atkinson (2003) dan Boore & Atkinson (2008). Hasil penelitian menunjukkan nilai percepatan tanah maksimum (PGA) di batuan dasar untuk Pulau Alor bervariasi dari 0,4849 g – 0,5260 g. Grafik respon spektrum hasil penelitian menunjukkan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan grafik respon spektrum SNI-1726-2002 dan SNI-1726-2012. Berdasarkan peta gempa hasil penelitian menunjukkan Pulau Alor bagian timur memiliki nilai PGA terbesar, sedangkan Pulau Alor bagian barat memiliki nilai PGA terkecil.Alor Island is one of the high seismic and tectonic activity area. Optimal mitigation effort is needeful to minimize the disaster impact. Seismic hazard analysis in Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA) method is that one. The purpose of PSHA is to figure out the certain earthquake’s intensity with based on the exceed of probabilistic’s value at certain periods. The Stage of study include literature study, collecting and processing seismic data, identifies of earthquake’s source and analysis with attenuation equation. Earthquake katalog data from United State Geological Survey (USGS). Attenuation equation used Campbell & Bozorgnia (2008), Youngs et.al (1997), Boore & Atkinson (2003) dan Boore & Atkinson (2008). The result of this study shows the peak ground acceleration (PGA) in bed rock for Alor Island varied from 0,4979 g – 0,5680 g. Spectrum response graph from result of study is greater than spectrum response graph from SNI-1726-2002 and SNI-1726-2012. Based on the result of earthquake map study shows eastern of Alor Island have largest PGA value, while in the western of Alor Island have the smallest PGA.
STUDI PARAMETRIK BETON BERTULANG DUA ARAH Atok, Dominikus K. I.; Ramang, Ruslan; Simatupang, Partogi H.
Jurnal Teknik Sipil Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.44 KB)

Abstract

Struktur pelat memiliki peranan yang begitu penting menjadi alasan dilakukannya penelitian ini, Penelitian ini betujuan mengetahui ukuran maksimum yang dapat dicapai pelat beton bertulang dua arah dan peruntukan pelat berukuran maksimum jika dikaitkan dengan fungsi bangunan. Penelitian menggunakan bantuan program komputer SAFEv.12untuk menganalisa seluruh data penelitian yakni variasi geometri pelat, variasi ketebalan dan mutu beton pelat, beban mati serta beban hidup guna memperoleh output berupa lendutan. Ukuran maksimum yang dapat dicapai pelat beton bertulang dua arah dengan rasio panjang bentang sama dengan satu (ly/lx=1) ialah pelat 8,0 m x 8,0 m setebal 25 cm dengan mutu beton K-300 (fc’=24,900 MPa). Beban hidup terbesar yang dapat diterima oleh pelat maksimum 8,0 m x 8,0 m ialah 3,83 kN/m2, untuk beban hidup yang lebih besar intensitasnya dipastikan lendutan pada permukaan pelat maksimum 8,0 m x 8,0 m akan melebihi lendutan aman. Sedangkan ukuran maksimum yang dapat dicapai pelat beton bertulang dua arah dengan rasio panjang bentang sama dengan dua (ly/lx=2) ialah pelat 4,0 m x 8,0 m setebal 25 cm dengan mutu beton K-300 (fc’=24,900 MPa). Beban hidup terbesar yang dapat diterima oleh pelat maksimum 4,0 m x 8,0 m ialah 11,97 kN/m2.The plate or slab structure has such an important role, that’s the reason for do this study, researchers want to know the maximum size a two-way bone-reinforced concrete plate can achieve, and to know are the maximum plate or slab can be used for all building function according to SNI-1727-2013. The study used SAFEv.12 computer program to analyze all the research data like variation of plate geometry, variation of thickness and quality of concrete plate, dead load and live load to obtain output of deflection. The maximum size that a two-way bone-reinforced concrete plates can achieve with the ratio of the length of the span is equal to one (ly / lx = 1) is 8.0 mx 8.0 m thickness 25 cm with the quality of K-300 (fc '= 24,900 MPa) . The largest acceptable live load by the maximum 8.0 m x 8.0 m plates is 3.83 kN / m2, for larger live loads the intensity is ensured that the deflection at the maximum plate surface of 8.0 m x 8.0 m will exceed the safe deflection . While the maximum size that a two-way bone-reinforced concrete plates can achieve with a ratio of length of span is equal to two (ly / lx = 2) is a 4.0 m x 8.0 m thickness of 25 cm with a K-300 (fc '= 24,900 MPa ). The largest acceptable live load by the maximum plate of 4.0 m x 8.0 m is 11.97 kN / m.2
INDEKS PERMUKAAN PERKERASAN JALAN DI KOMPLEKS KAMPUS UNDANA DENGAN PEMERIKSAAN VISUAL MENGGUNAKAN METODE PCI DAN RCI Karels, Dolly W.; Frans, John H.; Bire, Natasya P.
Jurnal Teknik Sipil Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.418 KB)

Abstract

Manajemen pemeliharaan perkerasan jalan merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap kondisi perkerasan. Sehingga dengan adanya pemeliharaan perkerasan jalan dapat mempertahankan kondisi perkerasan jalan sesuai dengan tingkat pelayanan. Kerusakan pada perkerasan jalan di kampus Undanamerupakan permasalahan yang kompleks terutama bagi pengguna jalan. Untuk mengetahui penyebab utama adanya kerusakan pada perkerasan jalan, diperlukan manajemen pemeliharaan jalan yang tepat, sehingga pada penelitian ini akan dilakukan studi evaluasi perkerasan pada segmen – segmen jalan dalam kampus Undana dengan menggunakan metode PCI (Pavement Condition Index) dan RCI (Road Condition Index). Dari hasil evaluasi kondisi segmen jalan pada kampus Undana menggunakan metode PCI dan RCI segmen 83 pada ruas 17 merupakan segmen yang mempunyai kerusakan terberat dengan nilai PCI 2, sedangkan untuk nilai RCI adalah 2,00.The management of pavemnet maintenance is a major factor affecting the condition of pavement. So that with the maintenance of road pavement can maitain pavement condition in accordance with the level of service.Damage to pavement on Undana campus is a complex problem especially for road users. To determine the main cause of damage to pavement, proper road maintenance management is required, so that this study will conduct a pavement evaluation study on road segments within the Undana campus using PCI (Pavement Condition Index) method, RCI (Road Condition Index) ,and IRI (International Roughness Index). From the evaluation of road segment condition on campus Undana using PCI, RCI and IRI method then segment 83 is the segment that has the heaviest damage with PCI 2 value, while for RCI value is 2.00 based on IRI value is 17,12.
KINERJA LALU-LINTAS SIMPANG TAKBERSINYAL PADA KOMPLEKS KAMPUS UNIVERSITAS NUSA CENDANA Frans, John H.; Bunganaen, Wilhelmus; Banu, Matelda
Jurnal Teknik Sipil Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3972.558 KB)

Abstract

Arus lalu-lintas pada area kampus terus meningkat setiap tahunnya, hal inilah yang menyebabkan terjadinya masalah lalu-lintas khususnya pada daerah simpang, sehingga perlu dilakukan analisi. Analisis dilakukan pada 5 simpang dengan menggunakan aturan dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, volume kendaraan terbesar pada jam puncak pagi hari (simpang I, simpang II dan simpang V) dan pada siang hari (simpang III dan simpang IV). Cara paling cepat untuk mengetahui kinerja dari suatu simpang dapat dilihat nilai derajat kejenuhannya, untuk itu berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa dari kelima simpang yang dianalisis, simpang yang sudah dalam keadaan jenuh yaitu simpang I dengan nilai derajat kejenuhan sebesar 0,89 dan simpang II dengan nilai derajat kejenuhannya sebesar 1,07, dimana nilainya lebih besar dari 0,75. Rekomendasi peningkatan kinerja pada simpang berupa alternatif perubahan lebar pada pendekat jalan utama dan jalan minor, pengalihan arus lalu-lintas dan larangan parkir pada daerah simpang. Setelah direkomendasikan alternatif tersebut, derajat kejenuhan pada simpang I menjadi 0,62 dan derajat kejenuhan pada simpang II menjadi 0,57 lebih kecil dari 0,75.Traffic flow on campus area continues to increase every year, it causes traffic problems, especially in the intersection, so it needs to be done analysis. The analysis was performed on 5 intersections using the rules in the Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Based on the results of the research, the largest volume of vehicles at the peak hour of the morning (intersection I, intersection II and intersection V) and at noon (intersection III and Intersection IV). The fastest way to determine the performance an intersection can be seen the saturation degree value, for that based on the calculation results can be concluded that from the five intersections are analyzed, intersection that already in the saturated state of intersection I with the value of degree of saturation of 0,89 and intersection II with The value of its saturation degree of 1,07, where the value is greater than 0,75. Recommendation of performance improvement at intersection in the form of alternate width change on main road and minor road approach, traffic diversion and parking ban at intersection area. After the recommended alternative, the saturations degree at intersection I becomes 0,62 and the saturations degree at intersection II becomes 0,57 smaller than 0,75.
KEHEMATAN BIAYA MATERIAL AKIBAT PENGGUNAAN BATA RINGAN CLC UNTUK PEKERJAAN PASANGAN DINDING DAN PEKERJAAN BETON BALOK STRUKTURAL Pah, Jusuf J. S.; Karels, Dolly W.; Herat, Maria F. P. I.
Jurnal Teknik Sipil Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.615 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mencaritahu kehematan biaya material yang diperoleh dari penggunaan bata ringan CLC pada pekerjaan pasangan dinding dan pekerjaan beton balok struktural. Total biaya untuk 1m2pasangan dinding bata ringan tebal 7,5cm sebesar Rp 107.339,09 lebih hemat 30,56 % dibandingkan harga 1m2 apabila menggunakan bata merah tebal 6cm sebesar Rp 154.558,57. Namun jika dibandingkan dengan batako sebesar Rp 91.892,73 lebih murah 16,81% dan pasangan dinding yang menggunakan bata merah tebal 8cm sebesar Rp 102.692,73 per m2 lebih murah 4,52%. Total biaya untuk 1m2pasangan dinding bata ringan tebal 10cm sebesar Rp 130.010,94 lebih hemat 16,91% dibandingkan harga 1m2 apabila menggunakan bata merah tebal 6cm sebesar Rp 154.558,57. Namun jika dibandingkan dengan batako sebesar Rp 91.892,73 lebih murah 39,78% dan pasangan dinding yang menggunakan bata merah tebal 8cm sebesar Rp 102.692,73 per m2 lebih murah 25,08%. Hasil analisis persentase pekerjaan balok diperoleh kehematan maksimum pada bentang 6m sebesar 42,45% terhadap ketiga material pembanding sedangkan kehematan minimum untuk pekerjaan balok diperoleh sebesar 7,96% pada bentang 7m.This study aimed at finding out the saving of material cost in masonry works using CLC bricks and in the works of its reinforced concrete supporting beam. Total cost for 1m2 pair of heavy brick wall 7.5cm thick of Rp 107,339,09 more efficient 30.56% compared to the price of 1m2 when using a 6cm thick red brick of Rp 154,558,57. However, when compared with the brick as much as Rp 91,892,73 cheaper 16,81% and wall pair using red brick 8cm thick equal to Rp 102.692,73 per m2 cheaper 4,52%. Total cost for 1m2 pair of 10cm thick light brick wall Rp 130.010,94 16,91% cheaper than 1m2 price when using 6cm thick red brick of Rp 154,558,57. However, if compared with the brick as much as Rp 91.892,73 39.78% cheaper and the wall pair using red brick 8cm thick as Rp 102.692,73 per m2 cheaper 25,08%. The result of beam work percentage analysis obtained maximum savings at 6m span of 42.45% against the three comparable materials while the minimum saving for beam work was obtained at 7.96% in span of 7m.
KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT HALUS SUNGAI BENLELANG DAN SUNGAI LEMBUR SERTA AGREGAT KASAR SUNGAI LEMBUR Mau, Meihizkia Y.; Hunggurami, Elia; Sir, Tri M. W.
Jurnal Teknik Sipil Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.501 KB)

Abstract

Kebutuhan bahan bangunan untuk pekerjaan konstruksi terus meningkat sehingga kebutuhan akan material untuk pembangunan juga meningkat, salah satunya adalah beton. Kebutuhan akan material beton sangatlah tinggi sehingga perlu adanya eksplorasi tempat baru untuk pengambilan material beton.Masyarakat Alor yang bermukim di dekat aliran sungai memanfaatkan agregat sungai sebagai material beton.Biasanya pasir sungai yang digunakan oleh masyarakat berasal dari pasir sungai Benlelang di Kecamatan Alor Tengah dan pasir sungai Lembur di Kecamatan Lembur.Tujuan dari penelitiaan ini untuk mengetahui nilai kuat tekan betonyang menggunakan bahan agregat halus Benlelang dan Lembur serta agregat kasar Lembur dan membandingkan nilai kuat tekannya dengan beton yang menggunakan agregat Takari. Benda uji yang dipakai berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dengan mutu rencana 15 MPa dan 25 MPa dengan durasi curing 28 hari.Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan untuk mutu beton 15 MPa dan 25 MPa yang direncanakan, nilai kuat tekan beton yang menggunakan agregat Takari lebih tinggi dibandingkan dengan Benlelang dan Lembur.The need for building materials for construction work continues to increase so that the need for materials for development also increases, one of which is concrete. The need for concrete material is so high there is a need for exploration of new places for concrete material retrieval. Alorcommunity who live near the river flow utilize river aggregateas a concrete material. Usually the river sand used by the community comes from the sand of the river Benlelang in the Sub-district south Alor and the sand of Lembur River in Lembur Sub-district.This study aims determine the compressive strength of concrete using fine aggregate Benlelang and Lembur and coarse aggregate Lembur and compare the value of compressive strength using Takari aggregate. Concrete test specimens that are used in the form of cylinder with diameter 15 cm and height 30 cm with quality plan 15 MPa and 25 MPa with curing duration 28 days. Based on the results of the compressive strength test for the planned concrete quality of 15 MPa and 25 MPa, The value of concrete compressive strength using fine aggregate Takari is higher than Benlelang and Lembur.

Page 1 of 1 | Total Record : 10